Jumat, 03 Mei 2013

Mantra Untuk Mengusir Setan atau Hantu


1.      Obat Setan (Keteguran)
Bahasa Daerah Terbagiang                                        
Bismillahirrahmanirrahim
Tinggi bukit selao kandung                                        
Tompat menanam sejalito
Kalau ketoguan kepado malekat
Sebuah telangkup sebuah telontang kau kunyit
Kalau ketoguan antu lalu
Boi ubek dan jampi ibu dan panawe
Sebuah telangkup sebuah talontang
Berkat lailahaillallah
2.      Obat Palasik
Bismillahirrahmanirrahim
Sibiasau namo mamak engkau
Ughibali katuban dagha
Meambulah engkau sebaliak bukik iko
Engkau yang mangosok kain kociak amak engkau
Mangkubuo aku manulak antu palosik
Dalam batang tubuh anak sidang manusio
Gughu mangkobuo dek aku pun tajam
Tajam barokat lailaahaillallahu
            Palasik merupakan sejenis hantu yang dalam kepercayaan masyarakat Desa Tanjung Balam adalah hantu yang mengganggu ketentraman manusia. Dalam kepercayaan masyarakat Desa Tanjung Balam, apabila ada seseorang yang mengalami demam tinggi, maka sakit orang tersebut dikarenakan oleh hantu palasik. Oleh karena itu, digunakanlah mantra palasik ini agar hantu tersebut pergi dan orang yang sakit tersebut sembuh. Cara yang dilakukan untuk menggunakan mantra ini adalah dengan menggunakan kunyit berukuran 3 cm, kemudian kunyit dibagi menjadi dua bagian, dan diberi kapur sirih.
3.      Terkena Kelintasan
Bismillahirrahmanirrahim
Hei semar se-Alam Tunggal
Ulah sunggguh semar se-Alam Tunggal
Semar jin hitam, jin tejeli, jin tejerah
Empat tapan alam dunia
Naik ke langit jadi asap
Turun ke bumi jadi wap
Hei semar berkat aku memakai akan tubuhmu
Yu pitu tu pitak
Oh akulah meraba-raba di hadapan pintu kayangan

4.      Tawar Pulong
Bismillahirrohmanirrahim
Pihasumu ma’rifatullah
Ma’rifut Muhammad akan payungku
Malaikat empat akan gibulku
Tak nak hilir dan hulu
Timur dan barat
Jin dan manusia akan dihukum
Oleh berkat aku memakai tawar sih uti
Sah aku memakai tawar menolak pulong belis
Seribu sianu nitu
Berkat lailaha illallah
Muhammadarrosulullah

5.      Tangkal Bajang
Bismillahirrahmnirrahim
Anak ganganggu bukan kau punya anak
Aku punya anak
Aku tau anak
Kau bujang nas beranak
Natu ampar tengah air
Aku tau asal kau bajang
Sah aku menawar bajang sianu itu
Berkat kalimat lailaha illallah
muhammadarrosulullah  
Tangkal bajang yakni tangkal hantu jembalang atau setan nakal pada anak-anak.

6.      Ubek Takono (Obat Keteguran)
Bahasa Daerah                                                Bahasa Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim                                Bismillahirrahmanirrahim
Sikoromo batu sikoromo                                 Sikoromo batu sikoromo
Sibula mandi koromo                                      Sibula mandi koromo
Panjangla kobuak burai taburai                       Panjanglah rambut gurai tegurai
Tegurai sampai ka jao                                      Tegurai sampai ke jauh
Aku manawae ubek limau takano                   Aku menawar obat limau terkena
Ubek kanak sidang manusia                           Obat anak manusia
Takono dek matonyo                                      Terkena dimatanya
Labie pitie sudah ku tawae                             Labi-labi putih sudah ku tawar
Takono dek ayie sungai ladiang                      Terkena di air sungai ladang
Ayie sungai ladiang suda ku tawae                Air sungai adang sudah ku tawar
Takono dek bauwok godang                          Terkena di beruk besar
Bauwok godang suda ku tawae                      Beruk besar sudah ku tawar
Takono dilobua godang                                  Terkena dilubang besar
Lobua godang suda ku tawe                           Lubang besar sudah ku tawar
Takono diguguak ladang                                Terkena di lubuk ladang
Guguak ladang suda ku tawae                                    Lubang ladang sudah ku tawar
Lagi batu putie suborang lagi baputie             Batu putih diseberang lagi berputar
Lagi bapaliang alie kekanan ka kida               Berpaling kekanan dan kekiri
Alie antaro langik dengan bumi                      Antara langin dan bumi
Kobual aku manawae ubek takono                 Kabul aku menawar obat terkena
Anak sidang manusio                                      Anak manusia
Kobual Allah kobual Muhammad                   Kabul Allah kabul Muhammad
Barokat kalimat lailahailallah                          Berkat lailahailallah
            Ramuannya adalah pantawau, daun sitawau, kumpai, cekerau, daun sidingin. Dengan cara semua daun tersebut diikat kemudian dipotong-potong dan dimasukkan kedalam baskom kecil kasih air diremas-remas sambil mmebacakan mantranya isapkan ketubuh orang yang sakit, maka makhluk halus yang ada dalam tubuh manusia tersebut akan keluar.
7.      Ubek Saban Tangi (Obat Menangis Senja)
Bahasa Daerah                                                Bahasa Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim                                Bismillahirrahmanirrahim
Ayun-ayun la tajak                                          Ayun-ayun lah tajak
Ayun pucuak limau mani                                Ayun pucuk limau manis
Ayun-ayun la budak                                       Ayunayun lah anak
Kami ma ayun saban tangi                              Kami mengayun setiap menangis
Kobual aku mambuek ubek saban                  Kabul aku membut obat setiap
Tangis anak manusia                                       Menangis anak manusia
Dek gurupun kobual dek akupun kobual        Karena guru kabul karena aku kabul
Kobual Allah kobual Muhammad                   Kabul Allah kabul Muhammad
Kobual bagindo Rasulullah                             Kabul baginda Rasulullah
Barokat kalimat lailaha ilallah             Berkat kalimat lailaha ilallah

 
Daftar Pustaka
Elda Kemala Sari. 2011. Analisis Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Mantra Pengobatan Suku Talang Mamak di  desa Talang Gedabu Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu.Skripsi. UIR
Saprianto. 2011. Analisis Gaaya Bahasa dan Makna dalam Mantra Pengobatan pada Masyarakat Melayu Petalangan di Kelurahan Sorek Satu Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.Skripsi. UIR
Rizal, Yoce. 2010. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulia
Arneng Zet. 2010. Bentuk dan Gaya Bahasa Mantra Pengobatan di Desa Muara Petai Kecamatan Kuantanmudi Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. UIR
Jalil, Abdul dan Elmustian Rahman. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru:Unri Press
Susi Delvayanti. 2012. Analisis Mantra Pada Upacara Perkawinan Adat Masyarakat Melayu di Desa Terbangiang Kecamatan Bandar Petalangan. Skripsi. UIR
Dian Mariati Satrya. 2009. Gaya Bahasa dan Citraan pada Mantra Pengobatan Suku Akit di Desa Hutan Panjang Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. Skripsi. UIR
Ade Putri Wulandari. 2012. Analisis Mantra Lisan Desa Tanjung Balam Kampar. Makalah. UIR
Departemen Pendidikan Nasinal. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Hamidy, UU. 1999. Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru:Universitas Lancang Kuning Press

Kamis, 22 Desember 2011

alam sebagai media belajar

Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter — Document Transcript

  1. Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter1  Anggi Hafiz Al Hakam    Pendahuluan  Hadirnya berbagai metode pendidikan dan literasi dewasa ini telah membuka mata  banyak  pihak  penyelenggara  pendidikan.  Berbagai  inovasi  baru  di  bidang  pendidikan  dan  pengajaran telah sedemikian dinamis sesuai tuntutan zaman. Sehingga, kehadirannya turut  mendukung berbagai metode yang telah sering digunakan sebelumnya.  Di  lain  pihak,  banyak  juga  penyelenggara  pendidikan  yang  masih  menggunakan  metode‐metode  lama  sambil  menyesuaikan  dengan  laju  perkembangan  pendekatan  dan  metode  pengajaran  kepada  peserta  didik.  Peran  sekolah  sebagai  institusi  penyelenggara  pendidikan  pun  semakin  dituntut  guna  menciptakan  suatu  penyesuaian  antara  metode  belajar dengan tuntutan pendidikan. Penyesuaian tersebut bergerak ke arah pembentukan  karakter manusia pembelajar seumur hidup (long‐life learning).  Munculnya sekolah‐sekolah dengan kurikulum gabungan dari kurikulum Depdiknas  dan  kurikulum  Internasional  seperti  Cambridge  GCSE,  A‐Level,  O‐Level,  dan  CIPAT.  Lalu,  IB  (International  Baccalaureate)  dengan  IB‐PYP  dan  IBMYP‐DP  telah  menciptakan  suatu  cara  pengajaran  yang  baru  kepada  peserta  didik  terutama  dengan  penekanan  pada  proses  pembelajaran life skill, baik yang bisa dipelajari di dalam kelas maupun di luar kelas.  Penekanan  pembelajaran  yang  bertujuan  untuk  melatih  life  skill  peserta  didik  bisa  melibatkan  berbagai  media.  Satu  media  yang  dapat  digunakan  adalah  pembelajaran  yang  menggunakan  alam  sebagai  media.  Alam  telah  mengajarkan  banyak  hal  kepada  manusia  maka  dari  itu  tidak  salah  apabila  alam  dijadikan  media  belajar.  Alam  dengan  segenap  khazanahnya mampu menjadi sumber belajar terutama bagi pembentukan karakter peserta  didik.                                                               1  Ditulis sebagai syarat mengikuti rekrutmen guru dan staf Sekolah Alam Bandung, Januari 2010  1   
  2. Dasar Penciptaan Alam Semesta  Dunia ini tidak diciptakan dengan kesia‐siaan sehingga apapun yang ada didalamnya  terdapat  banyak  hal  yang  mampu  jadi  sumber  pembelajaran.  Alam  ini  merupakan  suatu  anugerah yang didalamnya terdapat tanda‐tanda kebesaran Allah SWT.  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan  siang,  terdapat  tanda‐tanda  bagi  orang  yang  berakal.  (Yaitu)  orang‐orang  yang  mengingat  Allah  sambil  berdiri  atau  duduk  atau  dalam  keadaan  berbaring  dan  mereka  memikirkan  tentang  penciptaan  langit  dan  bumi  (seraya  berkata):  “Ya  Tuhan  kami,  tiadalah  Engkau  menciptakan  ini  dengan  sia‐sia.  Maha  Suci  Engkau,  maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran, 3:190‐191)    Sebagaimana  telah  dijelaskan  di  dalam  Al‐Qur’an  bahwa  di  alam  raya  ini  terdapat  sesuatu  untuk  dipelajari  dan  dipikirkan.  Allah  SWT  telah  menciptakan  dunia  ini  dengan  sempurna sebagai rahmat yang diturunkan‐Nya kepada manusia.  “Dan Dia menundukkan untukmu, apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi  semuanya  (sebagai  rahmat)  daripada‐Nya.  Sesungguhnya  pada  yang  itu  benar‐ benar  terdapat  tanda‐tanda  (kekuasaan  Allah)  bagi  kaum  yang  berpikir.”  (QS  Al  Jatsiyah, 45: 13)    Manusia  telah  diberikan  kelebihan  oleh  Allah  SWT  sebagai  makhluk  hidup  yang  sempurna  dengan  akalnya.  Manusia  memiliki  akal  untuk  memikirkan  apa  yang  telah  dititipkan  kepadanya  dari  Sang  Pencipta.  Manusia  harus  menyadari  untuk  menjalankan  perannya sebagai makhluk Allah dan menggunakan akal serta pikirannya untuk menjadikan  kehidupannya lebih bermakna.      2   
  3. Ilmu  Sudah  sepantasnya  manusia  untuk  memikirkan  dan  mempelajari  apa  yang  telah  diwasiatkan  oleh  Al‐Qur’an.  Manusia  sebagai  makhluk  hidup  yang  diberi  akal  oleh  penciptanya harus menggunakan akalnya itu untuk berpikir. Ilmu hadir sebagai bentuk hasil  pikiran  manusia.  Ilmu  tidak  akan  pernah  berhenti  pada  satu  titik  karena  ia  tidak  pernah  abadi. Ilmu ibarat organisme yang selalu berkembang dan menjadi penanda zaman.  “Menuntut  ilmu  itu  kewajiban  bagi  setiap  orang  Islam  baik  bagi  laki‐laki  maupun  perempuan. (HR. Ibnu Abdil Baar)  “Tuntutlah ilmu (ilmu pengetahuan dan segala ilmu‐ilmu yang bermanfaat lainnya)  dari mulai (sejak) buaian (Ayah dan Ibu) sampai masuk ke liang lahat. (Al‐Hadits)    Ilmu  adalah  sesuatu  yang  wajib  dimiliki  dan  dikuasai  oleh  seorang  Muslim.  Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib. Ilmu menjadi dasar dari semua yang kita lakukan.  Tanpa  ilmu  ibadah  pun  tidak  akan  ada  artinya  dan  hilang  esensinya.  Barangsiapa  yang  mempelajari  suatu  ilmu  dengan  ikhlas  maka  telah  dijanjikan  kepadanya  kedudukan  atau  kekayaan di dunia.   “Katakanlah, Apakah dapat disamakan orang yang mengetahui dengan orang yang  tidak mengetahui.” (QS. At‐Taubah, 9:122)    Ilmu  akan  meninggikan  derajat  seseorang.  Dengan  menguasai  suatu  ilmu  tertentu  seseorang  akan  mempunyai  kekuatan.  Ilmu  menjadi  satu  kekuatan  yang  akan  mendasari  setiap  elemen  kehidupan  sebagaimana  Al‐Qur’an  yang  telah  menjadi  dasar  bagi  peletakan  hukum‐hukum Islam pada zaman Nabi dan Rasul.   3   
  4. “Allah  akan  meninggikan  orang‐orang  yang  berilmu  di  antara  kamu  dan  orang‐ orang  yang  diberi  ilmu  pengetahuan  beberapa  derajat.  Dan  Allah  SWT  Maha  Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadillah, 58: 11)    Ilmu  juga  adalah  bagian  dari  amalan.  Ilmu  merupakan  amalan  yang  tidak  pernah  terputus.  Ilmu  akan  tetap  mendatangkan  faedah  dan  kebaikan  bagi  mereka  yang  memiliki  dan mau memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan sesama.  “Jika mati seorang anak  Adam (manusia) maka  terputuslah  segala amal  usahanya  kecuali tiga hal yaitu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, sedekah jariah, dan anak  yang saleh yang selalu mendo’akan kepada orangtuanya.” (HR. Muslim)    Aplikasi Pembelajaran Ilmu di Alam  Penyusunan  berbagai  komponen  pendidikan  dalam  mendukung  kegiatan  belajar  adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik bagi peranannya di masa datang. Hal ini  berkaitan dengan beberapa pertanyaan berikut:  1. Apa atau siapa seseorang itu?  2. Dapatkah seseorang itu diarahkan?  3. Ke arah mana seseorang itu dipersiapkan?  4. Bagaimana cara pengarahan yang baik bagi seseorang?    Dengan  memperhatikan  kepada  pertanyaan‐pertanyaan  diatas,  maka  kecenderungan arah pendidikan mengarah kepada hasil pendidikan berupa kecerdasan yang  dimiliki  setiap  peserta  didik.  Kecerdasan  akan  menuntun  mereka  menjadi  pribadi  atau  individu yang sukses.   4   
  5. Kecerdasan  bukan  saja  dilihat  dari  kemampuan  anak  untuk  bisa  berhitung,  membaca dan menulis, meraih nilai yang bagus, dan memiliki IQ (Intelligence Qoutient) yang  tinggi.  Munculnya  pemikiran  lain  tentang  hubungan  antara  kecerdasan  yang  dikemukakan  oleh  Daniel  Goleman,  yaitu  EQ  atau  yang  biasa  disebut  Emotional  Quotient  dimana  diungkapkan bahwa kesuksesan merupakan perpaduan dari 80% EQ dan 20% IQ.   Karena  EQ  merupakan  faktor  yang  mendorong  tercapainya  kesuksesan,  secara  praktis  kecenderungan  pendidikan  dilaksanakan  untuk  mengarahkan  anak  agar  berani  menghadapi tantangan serta tidak takut gagal dan mau mencoba lagi (trial and error). Hal  ini sesuai dengan tujuan dari pembangunan karakter dari peserta didik.  Belajar di alam terbuka adalah satu metode alternatif guna menyampaikan materi‐ materi  yang  tidak  dapat  disampaikan  di  dalam  kelas.  Ada  beberapa  komponen  yang  diperlukan  dalam  mempelajari  ilmu  di  alam.  Satu  yang  paling  penting  adalah  motivasi.  Motivasi  belajar  bertujuan  untuk  memantapkan  pengetahuan  tentang  ilmu  yang  dipelajari  dan  menguasai  berbagai  kemampuan  yang  dibutuhkan  untuk  mengaplikasikannya  dalam  kehidupan  sehari‐hari.  Dengan  kata  lain,  peserta  didik  tidak  hanya  termotivasi  untuk  menguasai  dasar  teorinya  saja  tetapi  juga  aplikasi  dan  manfaat‐manfaat  ilmu  yang  telah  dipelajarinya untuk kehidupannya kelak.  Motivasi  belajar  dapat  diperoleh  dari  contoh‐contoh  yang  mereka  dapat  selama  proses pembelajaran. Peserta didik cenderung lebih mudah untuk melakukan sesuatu tanpa  harus  merasa  terpaksa  bila  memang  ada  figur  atau  sosok  yang  dianggap  istimewa  bagi  mereka.  Belajar  dengan  menggunakan  alam  sebagai  media  akan  menumbuhkan  potensi‐ potensi dan bakat yang terpendam yang merupakan suatu kekhususan yang terdapat dalam  setiap individu peserta didik. Pendekatan proses belajar yang menggunakan direct line atau  hubungan  interaksi  langsung  antara  pendidik  dengan  peserta  didik  menimbulkan  suatu  korelasi yang positif dalam pembentukan karakter seseorang.  Metode‐metode  yang  digunakan  dapat  berupa  teamwork  (kerjasama)  maupun  individual  task.  Teamwork  digunakan  untuk  menumbuhkan  perasaan  memiliki,  5   
  6. kekeluargaan,  melatih  jiwa  kepemimpinan,  dan  memupuk  rasa  solidaritas  serta  kebersamaan  dalam  mencapai  tujuan  bersama.  Sedangkan,  individual  task  berguna  untuk  menumbuhkan jiwa pemberani, memupuk rasa percaya diri, berani mencoba, dan pantang  menyerah.  Hubungan  antara  alam  dengan  ilmu  terjalin  dengan  erat.  Alam  adalah  semacam  wahana  ekspresi  yang  bisa  juga  dijadikan  sebagai  sarana  belajar.  Pembentukan  karakter  individu  peserta  didik  haruslah  selaras  dengan  ilmu  yang  diperolehnya  di  dalam  kelas  maupun dengan ilmu‐ilmu lainnya tentang life skill yang bisa diperoleh dan dipelajari di alam  bebas.   Pendidikan yang sifatnya hanya di dalam kelas saja tidak akan berhasil mengenalkan  peserta didik pada hidden curriculum yang bersifat untuk membentuk karakter itu sendiri.  Pendidikan karakter itu dapat diterjemahkan dalam berbagai cara seperti berikut:  1. Manfaat.  Selalu  menunjukkan  manfaat  pengetahuan  yang  akan  diajarkan  bagi  peserta didik.  2. Kontekstual. Mengaitkan pengetahuan yang diajarkan dengan lingkungan nyata  atau keseharian anak.  3. Konstruktif.  Peserta  didik  mengkonstruksi  sendiri  pengetahuan  yang  dibutuhkannya. Artinya, bukan mengajar dengan metode banking (menjejalkan  pengetahuan) tetapi menjadi fasilitator.  4. Multiple Intelligent. Penerapan paradigma bahwa semua peserta didik memiliki  kelebihan  dan  kecerdasan  unik  yang  perlu  digali  dengan  cara  khusus.  Dengan  kata lain setiap anak juara atau bintang kelas.  5. Demokratis.  Peserta  didik  merasa  bebas  untuk  bertanya,  menyanggah,  mengeksplorasi dan berdebat.  6. Fun.  Suasana  belajar  ceria.  Bisa  diiringi/  diselingi  musik,  bernyanyi  bersama,  game , cerita humor / teladan beserta hikmahnya.  6   
  7. 7. Meningkatkan  keyakinan  dan  harga  diri  peserta  didik.  Dengan  kata‐kata  bijak,  memberi nilai, penghargaan dan  kata‐kata yang membangkitkan percaya diri.  8. Belajar  yang  nyaman,  terang,  bersih,  beraroma  menyenangkan,  posisi  duduk  yang berpindah‐pindah.  9. Memfasilitasi  model  belajar  peserta  didik    yang  auditori,  visual  dan  kinestetik.  Atau gaya belajar abstrak dan konkret.   10. Melibatkan gerakan‐gerakan fisik agar peserta didik aktif tidak duduk diam saja  agar potensinya tidak terpendam.    Bila  semua  poin‐poin  tersebut  sudah  bisa  dipenuhi  maka  selanjutnya  adalah  mengevaluasi  hasilnya.  Perubahan  karakter  peserta  didik  dapat  terlihat  dari  beberapa  kriteria seperti:  1. Fisik yang kuat dan tidak lemah  2. Berakhlaq mulia  3. Cerdik cendekia  4. Mandiri  5. Beraqidah lurus  6. Senantiasa beribadah dengan benar  7. Bersungguh‐sungguh dalam setiap urusannya  8. Pandai mengatur waktu  9. Bermanfaat bagi orang lain    Penutup  Pendidikan  adalah  suatu  cara  untuk  mengubah  taraf  hidup  masyarakat.  Melalui  pendidikan,  kita  telah  dididik  untuk  menguasai  ilmu  dan  mengaplikasikannya  dalam  7   
  8. kehidupan  sehari‐hari.  Metode  pembelajaran  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  mencapai  tujuan‐tujuan  dari  proses  pendidikan  itu  sendiri.  Melalui  metode  pembelajaran  yang  tidak  hanya  terpusat  di  dalam  kelas  diharapkan  peserta  didik  mampu  mempelajari  ilmu‐ilmu  pengetahuan lainnya yang akan berguna karena tidak hanya mengandalkan konsep teoritis  belaka tetapi juga gabungan antara konsep dan teori dengan konteks pembelajaran.  Pendidikan  di  alam  terbuka  tentu  memiliki  karakteristik  yang  berbeda  dengan  proses pendidikan di dalam kelas. Pendidikan yang bersifat alamiah menuntun peserta didik  untuk  tidak  sekedar  hanya  mendapatkan  ilmu  saja  tetapi  juga  mampu  untuk  menerapkannya dalam rangka bersosialisasi dengan lingkungannya. Pembentukan karakter  melalui  proses  pembelajaran  di  alam  akan  lebih  bermanfaat  karena  peserta  didik  akan  terlibat langsung dengan hal‐hal yang lebih nyata.     Sudah  saatnya  para  pendidik  menggunakan  berbagai  metode  alternatif  demi  mencapai tujuan‐tujuan dari pendidikan sesuai dengan visi dan misi institusinya. Pencapaian  semua  tujuan  itu  tentu  sejalan  dan  sesuai  dengan  tujuan  pendidikan  nasional  untuk  membangun manusia Indonesia seutuhnya.    DAFTAR PUSTAKA  Association  for  Supervision  and  Curriculum  Development  Singapore.  1991.  ASCD  Review:  Motivation.  Singapore: ASCD  Faridl, Miftah. 2000. Etika Islam: Nasihat Islam untuk Anda. Bandung: Penerbit Pustaka  Gymnastiar,  Abdullah.  2004.  Aku  Bisa!:  Manajemen  Qolbu  untuk  Melejitkan  Potensi.  Bandung: MQ Publishing  Intisari Makalah Pekan Kerohanian Remaja II 1998 (PAKAR II). Masjid Raya Habiburahman.    8   

masala-masalah dalam pendidikan

         
  Masalah-masalah Belaja
r adalah segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri

Masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.

Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.

A.        Faktro Internal

1.         Ciri Khas/Karekteristik Siswa

Dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila mana siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar.

2.         Sikap Terhadap Belajar

Sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketiak memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Namun, bila lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.



3.         Motivasi Belajar

Di dalam aktivitas belajar, motivasi individu dimanfestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan tugas dan sebagainya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya kesungguhan di dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaianya hasil belajar yang diharapkan.

4.         Konsentrasi Belajar

Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru.

5.         Mengelolah Bahan Ajar

Siswa mengalami kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengelolah bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis.

6.         Menggali Hasil Belajar

Bagi guru dan siswa sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal. Guru hendaknya berupaya mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan, agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.

7.         Rasa Percaya Diri
Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di mana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya. Hal-hal ini bukan merupakan bagian terpisah dari proses belajar, akan tetapi merupakan tanggung jawab yang harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

8.         Kebiasaan Belajar

Adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan.
•           Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai :
a)         belajar tidak teratur
b)         daya tahan rendah
c)         belajar hanya menjelang ulangan atau ujian
d)         tidak memiliki catatan yang lengkap
e)         sering datang terlambat, dan lain-lain

Jenis-jenis kebiasaan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

B.        Faktor-faktor Eksternal Belajar

1.         Faktor Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.

2.         Lingkungan Sosial (Teman Sebaya)

Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya.
Pada sisi  lain lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.

3.         Kurikulum Sekolah

Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu :
(a)        tujuan yang akan dicapai berubah
(b)        isi pendidikan berubah
(c)        kegiatan belajar mengajar berubah
(d)       evaluasi belajar

4.         Sarana dan Prasarana

Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.

C.        Mengenal dan Mengatasi Belajar Siswa

Agar bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :

a.         Indentifikasi
Adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan : 

  1. Data dokumentasi hasil belajar mereka 
  2. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas 
  3. Mengadakan wawancara dengan siswa  
  4. Tes untuk memberi data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi

b.         Diagnosis
Adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
•  Keputusan mengenai hasil kesulitan belajar siswa
•  Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar

c.         Prognosis
Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program ya